Disebut oleh Kacung Marijan, seorang Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (UNAIR), dirinya menilai Muhaimin Iskandar adalah pasangan ideal untuk memegang tangan presiden Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Pasangan dari lingkup tokoh agama ini dinilai dapat melengkapi Jokowi yang lebih dikenal sebagai sosok nasionalis yang tidak lekat dengan agama.

“Elektabilitas Jokowi bisa meningkat jika berpasangan dengan Muhaimin. Dibandingkan dengan Prabowo, Muhaimin lebih cocok dengan Jokowi,” kata Kacung Marijan dalam sebuah acara diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat pada Jumat, 27 Januari 2018.

Pendapat ini, kata Kacung, adalah hasil dari survei terbaru Lingkar Survei Indonesia (LSI). Kata survey tersebut, elektabilitas Muhaimin Iskandar adalah 14,9 persen, tingkat popularitas 32,4 persen, dan tingkat “likeable” sebesar 61,2 persen.

Disamping itu, dilanjutkan oleh Kacung, Muhaimin Iskandar adalah tokoh islam moderat yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, lintas agama, dan suku di Indonesia.

Pun, pendapat ini juga disetujui oleh Ray Rangkuti, Pengamat Politik dari Lingkar Madani. Ray menyebut, elektabilitas Muhaimin Iskandar akan meningkat jika sosialisasi dilakukan kepada masyarakat yang lebih luas.

Alasannya, Ray bilang, selama menjabat segaia Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pria yang kerap disebut dengan nama Cak Immin ini tidak pernah terlihat mempunyai kebijakan partainya yang kental akan budaya fanatisme.

“Cak Imin tidak menampilkan sisi Islam sebagai agama yang saklek, namun bisa berdialog,” kata Ray Rangkuti di lokasi yang sama.

Hal ini, katanya, terlihat dari sikap PBK yang menolak Perpu Ormas dan tidak mengusulkan Perda Syariah layaknya PKS.

Lingkar Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan lima tokoh calon Wakil Presiden dari tokoh islam. Kelima tokoh tersebut ialah, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, NTB TGH. M. Zainul Majdi, Sohibul Iman, dan Romahurmuziy. Dari kelima tokoh ini, Muhaimin Iskandar keluar sebagai pemenang yang mempunyai elektabilitas tertinggi, sebesar 14,9 persen.

Kata Taufik Febri, peneliti LSI, nama lima tokoh Cawapres muslim ini muncul karena sentimen agama pasca-pilkada DKI Jakarta 2018. “Survei kami, sentimen agama naik dari 40 persen pada Maret 2016 menjadi 71,4 persen pada Januari 2018,” disebut oleh Taufik.