Kisah Si Bantal dan Si Bisul

waktu baca 2 menit

Jika mendengar larangan ini, pastinya yang terpikirkan adalah ketidakadaannya hubungan antara dua objek ini. Bagaimana bisa bantal dan bisul bisa saling berkaitan? Bantal jelas-jelas ada di tempat tidur dan bisul ada di bagian tubuh, bagaimana bisa bertemu?

1. Si Bantal yang dulu bukanlah Si Bantal yang sekarang.

Jika sekarang kita umumnya menggunakan bantal yang berbahan busa dan buatan pabrik, maka pada dahulu bantal tidak didapatkan semudah itu. Pada zaman sebelumnya kita pasti mengenal jenis bantal kapuk, yang bahannya dibuat sendiri dari buah kapuk. Karena itu, bantal yang dulu bukanlah yang sekarang. Menduduki bantal bisa membuatnya cepat rusak, kapuknya terurai, jahitannya menjadi longgar, padahal proses pembuatannya jelas-jelas memakan waktu.

2. Bagaimanakah kisah Si Bantal dan Si Bisul dalam pandangan medis?

Sebenarnya jika secara saklek dikatakan duduk di atas bantal pasti menyebabkan bisulan, bukanlah hal yang tepat. Karena memang secara ilmu kesehatan hal itu dikatakan tidak terjadi, dan sampai sekarang belum ada bukti secara ilmiah yang membuktikannya. Namun, hal ini ditegaskan kembali, bukanlah sesuatu yang salah seluruhnya. Sebab memang benar bagi sebagian orang yang memiliki kulit sensitive, duduk di atas bantal yang kebersihannya tidak terjaga bisa menimbulkan sejenis ruam, jerawat, bahkan bisul.

3. Apa makna sebenarnya dalam kisah Si Bantal dan Si Bisul?

Sejatinya larangan ini mengajarkan tata krama dan sopan santun. Bahwa bantal yang merupakan sesuatu yang diperuntukkan di kepala, tidaklah tepat jika kemudian ia diduduki, atau ditempatkan di bagian pantat. Itulah sebabnya dikaitkan dengan penyakit pada pantat, sebab secara tidak langsung si pantat inilah yang berbuat tidak sopan pada si bantal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *