Kenali Anxiety Disorder, Ciri-Ciri dan Jenisnya
Anxiety atau rasa cemas yang berlebihan adalah hal yang dirasakan manusia. Sebab banyak hal yang terjadi diluar kuasa kita.
Tetapi yang menjadi masalah adalah saat kita tak mampu menimalisir cemas itu dan menganggu aktivitas.
Disorder memiliki banyak pemahaman, mari simak artikel yang telah dirangkum oleh Girlisme.
Lalu sebenarnya anxiety itu apa ?
Menurut dr. Josetta, Anxiety atau cemas adalah adanya rasa takut yang berlebihan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Jika objek tersebut adalah ular misalnya, maka kecemasan yang muncul dalam diri seseorang dapat dikatakan sebagai suatu perasaan yang wajar dan memang sudah semestinya demikian.
Tetapi jika ternyata yang ditakutinya adalah terowongan, ruangan tertutup, kerumunan orang atau berada di dalam lift, elevator dan sejenisnya maka hal ini dapat menjadi eksklusif. Maksudnya adalah hanya dialami oleh beberapa orang saja sementara sebagian besar orang lain umumnya tidak mengalami kecemasan.
Perasaan cemas atau kecemasan atau anxiety menghadapi perubahan dan kesulitan hidup yang beruntut merupakan suatu fenomena yang menggambarkan atau yang mengarah ke perilaku yang dianggap normal dan abnormal.
Sementara kita tahu bahwa setiap individu dalam menjalani kehidupan ini bisa saja secara sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka harus masuk kedalam suatu situasi yang bisa menimbulkan perasaan cemas.
Menurut Neale, mengatakan bahwa anxiety sebagai perasaan takut yang tidak menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis sehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Walaupun sebagai orang normal, diakui atau tidak, kita bisa saja mengalami anxiety, namun anxiety pada orang normal berlangsung dalam intensitas atau durasi yang tidak berkepanjangan sehingga individu dapat tetap memberikan respon yang adaptif.
Gambaran Anxiety Disorder
Untuk memahami anxiety yang mempengaruhi beberapa area dari fungsi individu. Annxiety memiliki 3 komponen dasar, yaitu :
- Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports) mengenai ketegangan,
ketakutan dan tidak adanya harapan untuk dapat mengatasinya.
- Respon-respon perilaku (behavioral responses), seperti menghindari situasi yang
ditakuti, kerusakan pada fungsi bicara dan motorik, dan kerusakan tampilan
untuk tugas-tugas kognitif yang kompleks.
- Respon-respon fisiologis (physiological responses), termasuk ketegangan otot,
peningkatan detak jantung dan tekanan darah, nafas yang cepat, mulut yang kering, nausea, diare dan dizziness.
Akhirnya, anxiety menjadi gangguan dan diagnosa anxiety disorder dapat ditegakkan ketika individu menyatakan bahwa ada perasaan cemas yang secara nyata dialami secara subjektif dan hal ini mengganggu aktivitas sehari-hari serta menimbulkan beberapa respon fisiologis yang tidak nyaman.
Selain ciri-ciri, Anxiety memiliki jenis-jenis, simak berikut
1. Panic Disorder, yang umumnya diawali dengan panic attacks atau serangan
panik berulang yang ditandai dengan adanya gejala fisiologis, seperti pusing,
detak jantung yang cepat, gemetar, perasaan tercekik dan ketakutan ‘menjadi
gila’ atau ‘mau mati’.
2. Generalized Anxiety Disorder dikarateristikan dengan kekhawatiran yang tidak
dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama.
3. Phobia yaitu perasan takut dan menghindar terhadap objek atau situasi yang
realitanya atau kenyataannya tidak berbahaya.
4. Obssessive-compulsive disorder ditandai dengan adanya ide-ide dalam pikiran
yang muncul secara berulang-ulang dan tidak terkendali, serta menimbulkan
perilaku yang berulang atau adanya tindakan mental.
5. Posttraumatic stress disorder merupakan akibat dari pengalaman traumatik dari
suatu kejadian disertai gejala peningkatan arousal dan dorongan kuat untuk
menghindari stimulus yang berhubungan dengan trauma tersebut.
6. Acute stress disorder, gejalanya sama dengan posttraumatic stress disorder yang
terjadi secara langsung dan bertahan selama 4 minggu atau kurang.