Acara Mata Najwa Mirip Acara Talkshow di Arab?

waktu baca 3 menit

Ditulis oleh: Mutawakkil Abu Ramadhan

Tidak tahan rasanya ingin komentar tentang kontroversi acara Mata Najwa. Kebetulan, pak Anies dan bu Najwa adalah keturunan Arab. Yap, keduanya sama sama punya darah Arab. Pun, ini membuat saya ingat acara TV di Arab.

Di arab sana, acara TV nya terkenal dan memang lumrah dalam mengeluarkan pendapat dan ekspresi. Channel TV besar seperti Al Jazeera, Al Arabiya, LBC, CBC, Dream TV, Al Hurra dsb dsb adalah bintang bintang acara talkshow di Arab.

Orang Arab itu unik, seperti bebas dari cengkeraman dan larangan para diktator adalah dengan membuat siaran televisi satelit. Tentu bukan tanpa sebab, karena satelit ada di luar angkasa, maka diktator dan penguasa Arab tidak bisa membredel media TV satelit. Kurang lebihnya, karena satelit berada di luar wilayah jurisdiksi mereka.

Kurang lebih mulai pertengahan dekade 90-an, acara TV di Arab bebas dan bisa dibilang merdeka dari para diktator menjamur, orang orang Arab berbondong-bondong membeli perangkat receiver satelit. Ini membuat Arab adalah negara siaran berbasis parabola satelit terbanyak dan terbesar di dunia. Bila anda melihat pada bagian setiap apartemen dan tempat tingga di Arab, terlihat ribuan piringan receiver satelit para penghuni nya.

Salah satu yang kerap menjadi masyarakat Arab adalah acara yang membahas masalah politik dan keagamaan. Disana, terlihat sekali acara acara talkshow itu begitu bebas.

Kenapa digemari? Tentu saja karena ada unsur kebebasan dan transparansi perihal informasi yang diberikan. Bukan rahasia lagi, masyarakat Arab sudah pintar dan bosan dibohongi oleh para raja dan presiden yang diktator.

Dalam hal ini, saya membedakan dengan acara bu Najwa. Kembali lagi ke topik. Dalam acara talkshow “Mata Najwa” kemarin saya melihat kedua sosok yang berketurunan Arab ini merefleksikan sosok-sosok orang Arab yang tampil dalam acara talkshow.

Dengan cara berpikir yang unik, bu Najwa membawa acara talkshow ini mirip-mirip dengan presenter-presenter di acara talkshow TV TV Arab yang pro pemerintah. Bila dilihat hanya dari luar saja, seakan akan memang terlihat menerima dialog yang ada. Tapi, sebenarnya itu sangat tidak demokratis, bahkan cenderung anti demokrasi.

Bila melihat balik ke negara Arab, dipastikan hampir semua presenter di televisi Mesir, Saudi, Lebanon dan Emirat selalu menjadikan presenter bukan sebagai jembatan dialog akan tetapi mirip berperan seperti narasumber. Sebagai contoh untuk Anda telaah, bila ada tamu talkshow yang nampak kritis, akan segera dihabisi oleh presenter sedangkan yang pro pemerintah akan dipuji setinggi langit. Tentunya, pembahasan akan dibungkus dengan topeng manis berupa dialog tanya jawab.

Ini mirip seperti yang terjadi di televisi Arab. Kenapa? Karena pemimpin Arab yang dipilih dari hasil putusan rakyat, rata rata orang saleh dan berpendidikan. Pun, akan sangat tampak sekali kebijakannya dalam berbicara. Ketika diundang ke talkshow, orang Arab dan pemimpinnya nampak seperti pak Anies sikapnya. Orang-orang bijak seperti ini memilih mendinginkan kepala ketimbang meladeni kegilaan presenter yang berat sebelah.

Ternyata oh ternyata, dunia sempit sekali. Yang terjadi di Arab, terjadi juga di Indonesia!

(Sumber: fb)