Kamu Pelihara Ayam? Makan Nasinya Harus Habis Atau Hal Ini Akan Terjadi…

waktu baca 3 menit

Legenda ini sepertinya merupakan salah satu yang sangat terkenal di Indonesia, yang sangat laris, dan bahkan mewarnai masa kecil kita hingga sekarang.

Jika mendengar ini, smartgilr pasti  heran…yang makan siapa..yang malah mati siapa…

Tapi memang sebenarnya di sanalah letak Indonesianya. Kita semua pasti pernah mendengar orang tua mengatakan ini, ketika melihat ada sisa nasi di piring. Kalimat ini juga biasanya keluar ketika orangtua mencium bau bahwa anaknya tidak akan menghabiskan nasi yang sudah diangkat ke tempat makannya. Biasanya legenda ini akan digunakan kepada anak-anak, sebab jika digunakan pada remaja atau malah usia tua, yang ada malahan efeknya tidak akan bekerja.

  1. Legenda dan masyarakat kala itu…

Legenda ini menggambarkan kegemaran masyarakat Indonesia dalam memelihara hewan. Biasanya hewan yang ketika itu kerap dijadikan tawanan rumah adalah unggas seperti burung, bebek, kemudian ayam—yang biasanya bisa menjadi investasi menarik saat lebaran. Peliharaan juga umumnya mengambil hewan ternak kaki empat layaknya sapi, kambing, kuda, domba dan kerbau.

Kebiasaan orang tua yang memiliki peliharaan ini menjadikan anak-anak ketika itu juga menjadi dekat dengan hal-hal yang berkaitan dengan hewan-hewan tersebut. Seperti biasanya memberi makan, atau bahkan membersihkan kotoran bukanlah hal yang asing. Jadi bisa dikatakan, anak-anak akan sayang pada hewan-hewan peliharaannya, sebab mereka biasa berinteraksi setiap hari walaupun hanya sekedar melihatnya sekilas saja di kandang.

  1. Alasan mengapa si ayam dilegendakan akan mati..

Legenda biasanya digunakan untuk menimbulkan efek rasa takut, dan jera sehingga si pelaku tidak akan melakukan atau mengulangi hal-hal yang dilarang. Mengatakan pada anak-anak bahwa jika mereka tidak menghabiskan nasinya akan membuat peliharaannya mati, adalah cara ampuh untuk mencegah adanya sisa nasi. Sebab mereka pasti tidak tega jika ayam-ayamnya harus mati tiap kali makanannya tidak dihabiskan.

  1. Teguran pedas di balik Legenda nasi dan ayam yang mati

Legenda ini secara sederhana mengajarkan anak-anak untuk lebih bisa menghargai rezeki yang mereka miliki. Dengan tidak berlaku semaunya pada nasi, yang merupakan hasil jerih payah  petani, maupun hasil bekerja yang dilalui oleh orang tuanya. Ketika mereka tidak menghabiskan nasinya, justru banyak orang lain yang tidak dapat makan. Ketika mereka menghambur-hamburkan energi kehidupannya—justru banyak orang yang tidak mendapatkan energi tersebut. Karena itu, menyia-nyiakan nasi yang dimiliki sama saja dengan menyedot bagian energi kehidupan yang seharusnya dapat dimiliki oleh orang lain.

Itulah alasan dikatakannya ayam akan mati jika nasinya tidak dihabiskan. Sebab perilaku buruk yang kita lakukan pada makanan justru adalah hal yang secara tidak langsung mengambil jatah makan orang lain, untuk kemudian kita sia-siakan. Legenda ini mengajarkan nilai-nilai empati dan juga rasa iba pada orang lain—melalui perandaian ayam—agar bisa tumbuh dalam diri anak-anak, sehingga nantinya akan terbiasa dengan nilai tersebut ketika beranjak dewasa.

 

Editor : Syifa Rosyiana Dewi