Sudah Mulai Niat Pasang Kode-kode Buat Nikah? Girls, Mending Pikirin 5 Hal Ini Dulu Deh!

Zaman sekarang menikah di usia 20an tahun bukanlah hal yang tabu. Bukan lagi dianggap menikah kecepetan, ataupun terlalu ngebet namun sudah dianggap hal yang wajar. Semua ini karena kebanyakan public figure di Indonesia sudah maulai melangsungkan pernikahannya di usia 20an. Kenyataan bahwa tidak semua yang menikah sudah menyelesaikan jenjang pendidikannya juga menjadi sumbu yang bagus untuk membakar menikah cepat sebagai salah satu tren di masyarakat saat ini.

Tren ini pastinya juga bakal masuk ke dalam list kamu sebagai perempuan ang umurnya ada di jajaran yang sama. Kamu bakalan mulai melakukan obrolan seperti ini dengan pasanganmu. Hal seperti ini boleh dan sah saja untuk mulai kamu sampaikan kepadanya, namun tentu saja harus hati-hati dan pikirkan dulu beberapa hal ini.

Read More

1. Jangan tiba-tiba, bicarakan secara perlahan.

https://www.psychologies.co.uk

Pernikahan merupakan hal yang berbeda dari sekedar pacaran. Bukan sesuatu yang bisa direncanakan secara main-main. Bicara tentang menikah berarti akan membahas hal-hal lain juga secara simultan, layaknya kamu dan dia secara keseluruhan, masa depan bersama, pandangan hidup dan cita-cita, keluarga, adat istiadat, dan hidup nantinya akan mau jadi seperti apa. Hal ini menjadikan kamu dan pasangan nggak bisa hanya membicarakannya secara tiba-tiba dalam satu malam dan besoknya sudah ada kepastian. Namun hendaknya pelan-pelan. Mulai dari sama-sama menetapkan tujuan berdua bahwa benar memang ingin melaju ke pernikahan. Jika memang pasanganmu dalam pembicaraan pertama masih kaget dan terlihat belum siap, maka coba lagi lain kali dengan ajakan berdiskusi. Sebab kesalahan cara penyampaian ini juga bisa buat pasanganmu kaget dan malah jadinya nanti kamu merasa kalau dia nggak mau menikahi kamu.

2. Ingatlah bahwa tanggungjawab utamanya tetap pada keluarganya.

http://www.aimeeusa.com

Walaupun kamu dan dia sudah ada dalam status pacaran dan punya komitmen, sadarlah bahwa kamu dan dia masih belum resmi menikah. Maka dari itu kalian masih merupakan individu terpisah yang memiliki tanggungjawab atas diri masing-masing. Dia sebagai seorang laki-laki tentunya memiliki tanggungan kepada keluarganya, terutama untuk membanggakan ayah dan ibunya serta membantu mereka untuk membiayai saudaranya. Karena itu laki-laki pastilah diberi beban penghasilan dan kerja oleh orangtuanya. Wajar, karena memang ia adalah anak mereka, yang disekolahkan dengan tujuan meringankan beban mereka nanti.

Nah pada fase ini kamu masuk dengan bahasan menikah haruslah dengan sopan dan tahu diri. Jangan semena-mena menuntut anak orang, yang bahkan kewajiban ke keluarganya saja belum penuh ditunaikan. Jika seperti ini maka jatuhnya pasanganmu akan menganggap bahwa kamu egois, dan malah tidak memikirkan dia dan keluarganya. Karena itu, kamu tentu saja boleh membicarakan mengenai hal ini, namun tetap menyadari bahwa dalam skala prioritaspun keluarga adalah tetap yang utama. Dan kamu tidak dalam posisi untuk menjadi saingan dari calon mertuamu.

 

3. Memperjuangkan diri kalian masing-masing.

https://www.equities.com

Kamu dan pasanganmu adalah individu yang sama-sama punya hak untuk menikmati hidup. Dalam bahasan menuntut menikah ini kamu jangan lupa bahwa pasanganmupun butuh waktu untuk dirinya sendiri. Ada cita-cita yang ingin dia capai. Mimpi yang lama ia perjuangkan. Dan hal-hal yang kedepannya sudah direncanakan.

“Terus aku gimana dong?” Perntanyaannya adalah itu.

Jawabannya adalah kamu dan pasangan harus sama-sama memahami bahwa kalian memiliki kewajiban untuk memenuhi diri kalian terlebih dahulu, sebelum nanti tiba saatnya kalian saling melengkapi di dalam rumah tangga.  Karena itu penting adanya untuk kamu dan pasangan mengkomunikasikan tujuan dan rencana hidup kalian masing-masing. Agar kamu ataupun pasanganmu tidak merasa diabaikan dan berada di luar prioritas. Sehingga ketika memang ia belum memberikan banyak obrolan ke arah pernikahan, kamu paham bahwa itu bukan berarti ia nggak mau menikahimu, melainkan tengah berusaha berjalan ke arah itu.

 

4. Lihat lagi kesiapanmu, jangan sampai senjata makan tuan.

http://beingchurch.net

Sebelum kamu menutut pasanganmu mengenai menikah, kamu pastikan dulu mengenai kesiapanmu sebagai seorang istri, menantu, dan calon ibu nantinya. Sehingga nanti ketika kamu mulai ancang-ancang untuk bahas ini, kamu nggak bakal gelagapan atau malah kelihatan sama nggak siapnya dengan dia. Dengan kamu yang sudah siap dulu, dan sudah paham letak kekurangan kamu dimana saja, maka nantinya kamu akan lebih bisa menyesuaikan keadaan kalians etelah mendengar jawaban dari pasanganmu. Jadinya bukan satu saja ya yang tertuntut, tapi sifatnya dua arah, kamu dan dia posisinya harus sama-sama menyiapkan diri.

 

5. Pernikahan bukanlah hal yang mudah, lihat lagi prospek kalian secara finansial.

https://www.thepreferredrealty.com

Nah ini adalah masalah yang sangat penting bagi kamu yang sudah mulai memikirkan masalah pernikahan, yaitu mengenai kesiapan finansial. Mengenai pekerjaan, dan juga kedepannya ancang-ancang biaya rumah dan keluarga. Kamu dan dia harus sama-sama melihat realitas yang ada, sebelum akhirnya membabi buta menuntut mengenai pernikahan. Jika memang kamu dan pasangan belum memiliki aspek finansial yang cukup, maka isu pernikahan ini baiknya kamu bawa sebagai salah satu faktor penyemangat kalian untuk bekerja. Dan seiring dengan itu kamu juga lebih bisa paham dan tahu diri kapan baiknya meminta pasanganmu dengan jor-joran, dan kapan harus memintanya dengan ketenangan dan lebih bersabar.

Dalam menuntut pernikahan semoga kamu nggak hanya tersulut oleh sumbu sosial media ataupun teman-temanmu yang sudah lebih dulu. Karena kamu pun harus tetap kembali lagi melihat kondisi hubunganmu dan pasangan, sebab nggak semua orang itu sama pemikiran dan tujuannya. Janganlah menjustifikasi pasanganmu berdasarkan pasangan teman-temanmu, karena nantinya akan membuat hubungan kalian menjadi nggak nayaman, karena kamu mengekspektasikan sesuatu yang sama dari orang yang sudah jelas berbeda.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *