Rahmawati Kekeyi : Cantik adalah Bagaimana Kamu Meyakini Dirimu Sendiri, bukan Apa yang Orang Lain Katakan…

waktu baca 5 menit

GIRLISME.COM – Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka, perempuan berusia 23 tahun dari Nganjuk yang baru-baru ini menjadi sorotan netizen karena videonya yang unik dalam membahas teknik make up murah, dengan mengganti spons atau beauty blender dengan balon yang diisi air. Melalui video tersebut, kemudian saat ini Kekeyi menjadi buah bibir di platform sosial media, layaknya YouTube, Instagram dan Twitter.

Beauty vlogger di Indonesia ini sudah banyak, namun apa sih yang membuat dia terasa baru dan istimewa?

Cara pikirnya yang luar biasa.

Perempuan Indonesia harus benar-benar belajar dari Kekeyi.

Di Indonesia kita mengenal tren kecantikan. Yang berubah dari tahun ke tahun layaknya tren fashion, atau tren kuliner. Kita boleh flashback sebentar, ke media televisi kita di rumah. Tentang iklan-iklan yang kerap kita tonton. Biasanya hal ini terindikasi dalam iklan sabun, shampo, hand and body lotion, parfum, hingga ke iklan makanan dan minuman. Biasanya nilai-nilai cantik ini terselip dengan mudahnya, dan tanpa benar-benar kita sadari.

Media televisi Indonesia mulai terlihat menggencarkan produksi virus cantik ini dari awal tahun 2000an, oleh sebuah brand sabun, yang menggunakan pesona perempuan Indonesia sebagai senjatanya. Semua model yang digunakan rata-rata memiliki ciri khas penampilan yang sama.

Antaranya yaitu Tamara Blezynski, Dian Satro Wardoyo, Feby Febiola, Maria Renata, dan Luna Maya. Ketika itu, kecantikan dilambangkan dengan wajah tirus, postur tubuh langsing semampai, dan rambut panjang. Dari sisi iklan shampo, rata-rata menyuguhkan cantik itu ya layaknya rambut lurus dan hitam legam. Tidak keriting apalagi sampai kribo menjulang dan melebar kemana-mana. Dari hand and body lotion? Cantik itu ya kulit putih, bercahaya, tidak hitam dan kusam. Dari sabun wajah? Cantik itu yang tanpa jerawat. Yang mulus tidak ada kerutannya.

Mulailah perempuan ketika itu berlomba menjadi cantik layaknya iklan di televisi. Perlu diingat, pada saat itu alis masih tipis saja ya, belum tebal, karena memang tren saat itu, alis cantik adalah alis yang tipis dan kecil-kecil.

Kita beranjak lagi pada tahun 2009 ke atas, saat ini, ternyata cantik si bintang sabun bukan lagi yang digadang-gadang. Tapi yang ada adalah cantik seperti kulit asia. Luar biasa. Cantik yang tadinya diidentikkan dengan postur tinggi semampai, hidung bangir, rambut sewarna ombre, tetiba berubah menjadi cantik dengan kulit layaknya seputih Korea dan Jepang. Dengan mata yang lebih sipit, make up yang lebih natural. Saat ini, kecantikan tidak dijual televisi dengan cara yang sama lagi. Mulailah perempuan berikhtiar menjadi cantik lagi. Dengan mengusahakan kulit yang putih—sampai akhirnya lahirlah ketika itu tren bleachinguntuk badan. Sekali sikat, blasss putih sampai rambut-rambut tipis di tangan.

Lalu lewatlah masa-masa sabun, kita memasuki tahun 2014 ke atas. Nah, saat ini rupanya cantiknya berbeda lagi. Kali ini, cantik adalah yang….halal…Semua dilabeli dengan kata halal. Mulai dari jenis make up sampai kain jilbab. Bintang iklannya berubah, yang dulunya kebanyakan tebar rambut. Kibar-kibar poni. Digantikan dengan model iklan yang kali ini sudah tertutup dengan jilbab. Mulailah era baru untuk cantik di Indonesia. Pada era ini kita sebagai perempuan juga mulai mengenal apa itu namanya make up tebal-tebal (alis tebal, lipsticktebal, bulu mata tebal, blush on tebal). Ada hibridisasi antara tren-tren make up sebelumnya dalam bentuk abru yang dinamis, namun ide intinya tetap saja memperlihatkan warna kulit putih, tubuh langsing, dan wajah tanpa noda.

PADAHAL….

Kata siapa sih kulit sawo matang itu tidak cantik?

Kata siapa rambut ikal atau keriting atau bahkan kribo itu tidak spesial?

Kata siapa yang kulitnya berjerawat itu tidak perempuan?

Kata siapa?

Hal inilah yang kemudian disuarakan oleh Kekeyi. Dalam perbincangannya dengan Nagita Slavina, ia mengatakan bahwa motivasinya untuk berdandan adalah diawali karena ia sering diejek dan dikatai jelek oleh orang-orang di sekelilingnya. Kekeyi pernah mengalami masa lalu menerima perundungan, dikatai jelek, pendek dan gemuk.  Tubuh Kekeyi subur, dengan warna kulit kecokelatan, memang tidak masuk dalam deretan ciri-ciri cantik yang biasanya diberikan oleh media.

Namun hal ini tidak menjadikan Kekeyi minder, merasa rendah diri dan malu. Hal inilah yang justru menjadikan ia memiliki semangat untuk menunjukkan cantiknya sendiri.

Kekeyi menunjukkan bahwa kecantikan bukanlah terletak pada apa yang dikatakan oleh orang lain, namun terletak pada apa yang kamu pikirkan tentang dirimu sendiri. Menanggapi perundungan tersebut Kekeyi tentu saja merasa sedih dan sakit hati. Namun menurutnya hal seperti itu bukanlah sesuatu yang lantas menjadikannya negatif juga. Masalah ini justru yang membentuk pribadi Kekeyi menjadi sosok yang lebih ikhlas dan hatinya luas dalam menerima bahwa memang hidup tergantung dari bagaimana sudut pandangmu dalam melihat setiap masalah yang ada.

Setiap perempuan berhak untuk menentukan kecantikan yang dia inginkan. Standar yang dia miliki tak harus sama dengan orang-orang kebanyakan. Itulah mengapa kemudian cantik terletak pada bagaimana kamu memandang dirimu sendiri, bukan pada apa yang dikatakan oleh orang lain. Kekeyi mengajarkan kita bahwa cantik adalah sebuah keyakinan. Keyakinan yang kemudian menumbuhkan rasa percaya diri, untuk berani muncul dan berdiri sendiri. Ketika kamu sudah percaya pada kemampuanmu, justru tak akan bisa anggapan orang lain membuatmu merasa buruk.

Keterbatasan dana yang dialami oleh Kekeyi justru membantunya menemukan trik uniknya sendiri dalam berdandan. Mempercayai bahwa pendek, hitam, gendut, bukanlah sebuah definisi dari kejelekan. Hitam, pendek, dendut adalah bentuk tubuh dan warna kulit yang memang sudah menjadi anugerah Tuhan, karena itu sejatinya perempuan tak ada yang patut malu dengan hal tersebut.

Sudut pandang cantik dari kacamata Kekeyi mengajarkan kita untuk percaya bahwa keyakinan pada diri sendiri akan menumbuhkan rasa bahagia, dibandingkan dengan repot-repot mempermasalahkan opini orang lain. Mereka di luar sana bisa saja mencemooh dan menyepelekanmu, namun siapa peduli jika dirimu sendiri yakin bahwa kamu juga pantas untuk dicintai?

Cantik bukan hanya masalah riasan di wajahmu. Bukan hanya masalah seberapa banyak duit dan peralatan hiasmu. Namun cantik adalah bagaimana kamu mengatur pola pikirmu akan dirimu sendiri. Tren cantik di masyarakat dan media bisa saja berganti sebegitu rupa, dinamis, sekarang begini, besok sudah lain lagi.

Namun selama kamu percaya bahwa kecantikan itu selalu kembali pada keyakinan akan dirimu sendiri, maka bagaimanapun tren dan standar itu berubah, kamu tidak akan pernah goyah.

Dan Kekeyi membuktikan itu.