Mencintai apa adanya tidaklah semudah itu.
Bagi kamu yang tengah mencoba menjalin hubungan dengan laki-laki baru tentunya bukanlah hal yang mudah buat nyoba ngerti dan nerima dia di dalam hidupmu. Apalagi kalau kamu sudah terbiasa sendiri, dan nggak punya romansa cinta dalam waktu yang lumayan lama. Ketika kamu mulai memutuskan untuk melangkah ke tahap komitmen dengan dia, maka kamu harus paham bahwa setiap orang hadir dengan lukanya masing-masing. Datang dengan ceritanya masing-masing. Dan berjuang dengan keyakinanya masing-masing. Hal-hal yang sejatinya, membutuhkan waktu, yang bahkan, tak terhingga, bagi orang lain untuk memahaminya secara sempurna, termasuk kamu.
Mengapa?
Karena kamu, bukanlah dia.
Banyak hal yang membentuknya hingga jadi dirinya saat ini. Kamu jangan sampai lupa untuk terus menyadarkan dirimu bahwa dia mungkin telah melewati beberapa kehilangan dalam hidupnya. Memiliki ketakutan-ketakutan terdalam yang juga mungkin aneh jika dalam pandangan mu. Dan karena kamu bersamanya, maka kamu harus mulai untuk menerima hal-hal baru itu.
Menjalin hubungan juga sama artinya dengan menyatukan dua pola pikir yang berbeda. Kebiasaan-kebiasaan yang mungkin kamu dan dia miliki. Cita-cita dan pandangan hidup, sampai hal-hal rutin yang selalu dilakukan. Kamu dan dia adalah dua orang yang berbeda, karena itu jangan kaget jika nantinya kamu nemuin hal-hal yang ‘bukan kamu’ di dalam dirinya. Karena tu adalah hal yang sangat wajar. Sebab setiap orang sesungguhnya muncul dengan bekalnya masing-masing. Kepercayaan, harapan, tujuan, impian, dan bekas perjalanan yang akan tetap ada. Sekeras apapun dia mencoba untuk membuka, membuang, dan meninggalkan, bekal itu akan tetap berada di sana. Bekal itulah, yang kemudian kita sebut sebagai masa lalu.
Mencintai apa adanya berarti menerima dia di baik dan buruknya. Menerima kenyataan bahwa dia punya masa lalu dan perjalanan yang sudah lebih dulu ada jauh sebelum kedatanganmu. Ini juga berarti kamu memahami bahwa dia telah lebih dulu memiliki orang-orang yang kehadirannya ada sejak lama. Sehingga jangan sampai kamu semena-mena untuk memintanya memilih antara kamu atau mereka untuk diprioritaskan.
Dan sesungguhnya ini adalah bagian tersulit.
Sebab akan selalu ada bagian dalam dirimu, yang menginginkan dia untuk berubah menjadi orang lain—seperti yang kamu mau.
Ketika kamu mulai seperti ini, kamu harus berhati-hati. Jangan terlalu terburu-buru dalam menuntut dia untuk jadi ini dan jadi itu. Karena perilaku yang seperti itu yang seringnya menjadikan kamu bukannya mencintai dia, melainkan kamu cuma mencintai dia dalam versi kamu. Menyukai apa-apa saja yang kamu mau, bukan menyukai dia seperti apa adanya. Pelan-pelanlah dulu. Perhatikan dia, kebiasaannya, hal-hal kesukaan dan apa saja yang dibencinya. Hingga kamu nantinya mulai mengerti apakah itu akan membuat dia rugi atau tidak jika kamu menuntunya untuk jadi apa yang kamu mau.
Ketka seseorang masuk dan kamu mengijinkan mereka, hal yang perlu kamu ingat adalah bahwa kamu juga harus mampu hidup sepaket dengan apa yang ada pada diri pasanganmu tersebut. Karena itulah mencintai apa adanya tidaklah sesuatu yang mudah. Karena memang kamu dan dia harus sama-sama belajar untuk menurunkan ego. Mengalah untuk satu-sama lain jika nanntinya ada hal-hal yang justru bertentangan dengan pribadi ataupun prinsip yang sudah dimiliki. Namun semuanya memang harus seperti itu dulu utnuk bisa menemukan ritme dalam hubungan.
Mencintai apa adanya tidaklah semudah itu.
Namun tak mudah, bukan berarti tak dapat dilakukan.
Asalkan kamu dan dia tetap mau belajar menerima.
Dan tetap memutuskan untuk berbahagia di setiap prosesnya.